Selasa, 26 Februari 2019

Mamaku Tak Pernah Memuji Diriku


Ma, kutau kau memang tak pernah memuji diriku, tak pernah mengaku bangga padaku “di depanku”.
Pun diluar sana belum sampai ketelingaku kau memujiku didepan teman-temanmu.

Ma, ku ingin jujur, kau mendidikku terlalu keras, tak pernah berkata manis denganku, tak pernah memuji aku, jarang menanyakan kabarku, semua kata-katamu pedas dan tajam, kau tak seromantis ibu-ibu diluaran sana.

Tapi kau pernah bilang  padaku “nak diluaran sana semua orang memujimu dan bangga denganmu”.
Itu yang kau sampaikan padaku, saat aku mulai lelah dengan hidupku,pergumulanku, dan masalahku, yang membuatku ingin menyerah dan pulang!!!

“nak, tidak ada ibu  didunia ini yang tak ingin anaknya pulang, sebelum kau pergi melangakah meninggalkan kami saat itu, mama percaya kau sudah terlebih dahulu memikirkan keputusan mu dengan matang, kamu telah menetukan pilihanmu, mama selalu mendukung yang terbaik untukmu. Jika kembalimu karena dikalahkan oleh keadaan mama tak sanggup menyambut pulangmu.

See, kau tak pernah manis mama.

Tapiku mulai sadar, kau adalah mamaku, mama yang sebenarnya bangga padaku, yang tak pernah mau menjatuhkanku hanya karena sebuah “Pujian” dan kata “Pulanglah”. Aku terlatih, kusemakin dikuatkan, dan kau membuatku “bangga pada diriku sendiri”.

Terimakasih MAMA 😊

Hallo Almamater


Aku melangkah ke luar gapura
dan tertegun di bawahnya:
Gerbang yang pernah menerima kedatanganku,
kini hendak kutinggalkan.
Alangkah kecil diriku, memandang keluasan
dunia di luar lingkungan kampus.

Sekian tahun yang lalu, aku melangkah
memasuki gapura ini, dan tertegun di bawahnya:
Di dalam, telah siap api menyala
untuk menggodogku.
Alangkah bangga hatiku,
menjadi anak-didiknya.

Dan tahun-tahun berlalu, sekian kali telah berlalu.
Kemudian tibalah ketika, aku harus melangkahkan kaki
ke luar gapura. Dengan bekal yang kubawa:
sedikit pengetahuan, sesusun pengalaman,
dan yang terpenting, seberkas nasihat:
"Anakku, kulepas kau pergi, adalah dengan keyakinan
telah bisa berdiri sendiri. Kurelakan kau berjalan,
dan yang selalu musti kau ingat,
sekolahmu belum lagi selesai, tapi malah baru mulai.
Karena di luar lingkungan Alma matermu ini,
gerbang sekolah paling besar terbuka:
masyarakat, lingkungan yang harus kau masuki,
dunia yang wajib kau datangi,
di mana kau musti hidup dan menghidupinya.
Ia telah siap menerima kedatanganmu.
Ia menagih janjimu, menuntut bakti
dari segala yang pernah kau tuntut di sini.
Pergilah kau, berjalanlah dengan tabah, anakku."

Dan aku pun melangkah ke luar gapura.
Tak kurasa, aku pun memalingkan muka.
Memandangnya untuk kali yang penghabisan,
dan kurasa, meneteslah air mata.
Aku tak bisa bicara, dalam hati cuma:
"Selamat tinggal, aku tak akan bisa melupakanmu,
Alma materku tercinta, karena kau bagiku
adalah tempat kelahiran yang kedua."

MEDAN 2019

Aku Introvet

Hallo,  Namaku Ernawati Simanjuntak,  Lahir di bengkulu utara. Aku anak ke dua dari 3 bersaudara. Sangat kagum dipanggil dengan nama pena Rhen 😉

Tidak banyak yang dunia bisa tawarkan. Bahkan terkadang aku benci diriku sendiri.
Ya, aku mencobanya. Bukan pula berarti aku gila hormat, hanya saja banyak yang tak mampu menghormati diri sendiri. Sabtu lalu dalam doa terakhir, kubilang pada diriku, tak apa jika aku punya karakter Introvet. Tak perlu minder hanya karena 'Anggapan negatif orang' tentang Introvet, yang tidak asik. Aku hanya perlu menjadi diriku dan melihat sisi positifnya, bahwa introvet juga disukai karena menjadi pendengar yang baik.
.
Aku hanya perlu menambah daftar positif untuk dilakukan. Walau tampaknya orang-orang lebih senang mencibir nilai setitik yang jatuh pada susu sebelanga.

Bukan berarti aku tak terima keritikan, atau anti perubahan, hanya saja aku butuh saringan yang besar, tapi lubangny berukaran 0,1 mm. Tunjuannya? Tentu untuk menyaring secara ketat setiap keritikan! ...

Hei Na!!! Teriakkan saja kencang-kencang namamu, dan katakan kamu bangga pada dirimu. Berhentilah membenci diri sendiri, hal-hal baik datang pada kebaikan yang di tabur.

Na, jika kau benci dirimu, maka  sama saja kau benci penciptamu. Bukan kah kau tak ingin itu?..
Baiklah, sudah diputuskan dalam  doa terakhir pada hari itu. Aku sudah memutuskanya untuk  lebih tabah dan mencintai diriku apa adanya. Sekali lagi tak apa-apa jika aku introvet😉
.
.
*Medan, 11 April 2018.
.
.
#Cp#M.A.V.T*

Senin, 25 Februari 2019

Wanita Penggoda Itu, Blm Bisa Move On dari Pacarku.

Kamu Bebas Memilih Siapa Saja Untuk Dijadikan Pasangan, Tapi Jangan Memilih Seseorang yang Sudah Ada Pasangannya!!!

Cinta itu membahagiakan, mendamaikan, dan pastinya akan membawamu kepada yang lebih baik. Tetapi bila cintamu hasil merampas, maka sama artinya kamu telah mencipta boomerang dalam hidupmu sendiri dan hidup orang lain.

Untumu perempuan yg pernah merampas dan menjadi boomerang dikehidupan hubunganku dgn kekasihku, bukankah kita sudah berdamai?

Dia lebih memilih aku dibanding kamu!

Akhir-akhir ini aku tau kamu sedang mencari-cari cara untuk kembali mengusikku,  memanas-manasi aku!

Heii!!!
Bukankah kau pun sudah menemukan pasangan baru mu?  Mengapa mengusikku,  itu pekerjaan sia-sia.

Hargai pasanganmu 😊

Jika kau tak temukan bahagiamu dengannya, itu bukan alasan untuk kau kembali menjadi wanita penganggu!

Kamis, 21 Februari 2019

Bersedih Secukupnya, Bersukacita Sebanyak-Banyaknya

Saya pernah merasakan kesedihan yang mendalam. Waktu itu sedang patah hati. Semakin menyimpan rasa sedih dan mengingatnya, semakin terasa sakit di hati. Lama-kelamaan sakit hati itu berubah menjadi kepahitan. Pekerjaan terganggu, pelayanan juga demikian, terlebih pada kesehatan.

Bersedih terlalu lama akan membuat hidup kita semakin hancur. Bersedih sesungguhnya sangat tidak bermanfaat. Dengan bersedih, hidup kita tidak akan berubah menjadi lebih baik, yang ada hanyalah membuat kita semakin menderita.

Maka dari itu bersedihlah secukupnya. Bersedih itu tidak salah, tapi jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama akan berubah menjadi petaka. Buatlah diri kita bersukacita sebanyak-banyaknya. Pikirkanlah berkat-berkat yang telah Tuhan berikan. Bersyukurlah setiap saat dan lupakan kesedihan secepatnya.

Lepaskanlah pengampunan dan belajarlah untuk menerima keadaan diri sendiri. Berdamailah dengan orang-orang di sekitar kita. Lepaskanlah kasih untuk mereka. Damai terkadang tidak hanya untuk kita miliki sendiri, namun harus kita bagi pada sesama.

Mazmur 126:3
TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.

Selasa, 19 Februari 2019

Jika Lidah tidak dijaga, maka bisa membunuh karakter seseorang


Saya masih ingat betul di mana masa kecil saya jika tidak berbicara sopan kepada orang yang lebih tua, maka bibir saya akan dioles dengan cabai hijau. Suram tapi menyelamatkan. Saya mempunyai seorang kakak yang selalu bertindak semaunya, terkadang saya marah jika selalu ditindas karena permasalahan umur.
Tuntunan pertama yang harus saya turuti dari mama saya adalah menjaga lidah. Alasannya karena lidah adalah bagian tubuh yang kecil namun mampu membangkitkan dan mematikan karakter seseorang. Jika saya mulai berkata kasar pada kakak saya, maka hukuman yang akan diterima adalah bibir yang dicabei dan pedasnya sampai menembus ke lidah. Hanya mengoles bukan menghukum sampai mengakibatkan kerusakan mental saya, tapi setelah itu mama saya akan meminta maaf kembali dan mulai mengelus kepala saya sampai nangisnya tidak terdengar lagi.
Hal itu menyelamatkan saya tidak lagi berkata hal yang tidak pantas kepada siapapun diumur saya yang ke-19 tahun karena masih teringat pedasnya cabe hijau itu. Bukan. Karena saya cinta mama saya. Dia hebat dalam membentuk karakter anaknya.
Pesan yang saya dapat adalah sesuatu yang sedari kecil diterapkan akan berbuah baik saat dewasa menjemput. Lidah adalah bagian tubuh yang kecil, tapi dia memiliki kemampuan yang ganda. Di satu sisi dapat memuji dan di sisi lain dapat membunuh dalam perkataan.
Untuk itu, mama saya selalu berpesan untuk menjaga lidah dan jadi anak gadis yang baik dengan lidah yang baik. Karena karakter sang anak dapat mencerminkan karakter orangtuanya. Mudah-mudahan kita memiliki lidah dengan satu kemampuan yang baik, yaitu mengeluarkan perkataan yang membangun dan menyelamatkan seseorang.

Jumat, 08 Februari 2019

Tolong, Aku Harus Pulang (TUHAN)

1 Tahun 10 Bulan lamanya aku disini,  diperantauan ini, 1 Tahun 2 bulan tepatnya aku bergumul dengan hidupku sendiri dikota ini (MEDAN) kota yang amat kejam "menurut aku sih"... Suasananya yang Sangat bising dengan bunyik klakson mobil yang tak henti, panas,  kotor,  daaaaan banyak pengemis juga Maling disini.

Aku pernah duduk diatap Lantai 4 gedung tertinggi kosanku,  sambil menikmati hembusan angin dan memandang Langit.
Aku bertanya sama TUHAN.
kenapa aku harus terdampar diKota ini??
Tugas apa yang harus aku selesaikan disini??
Atau apa yang harus aku temukan disini?

Toh faktanya,  aku malah merasa aku Mati di Kota ini. 😌
Keluarga?  Yaaaah ada sih 1 2 3...
Teman??  Ada memang....
Tapi tetap aja,  aku tak suka Kota ini...
Jauh dari pantai,  ngak ada wisatanya,,  dan paling Parahnya Lagi,  jauh dari keamanan...

2 bulan belakangan ini aku Sedang ambisinya mengakhiri karir ku diKota ini...
Ngak tau sih bakalan Terealisasi atau hanya sebatas Anggaranku saja..

Terkadangan Apa yang dianggarkan belum tentu terealisasi,  apa yang tidak dianggarkan, justru terealisasi, yang paling hebat dianggarkan terealisasi! 😑

Kalo boleh sebagai permintaan kepada Tuhan Untuk kado Ulang Tahunku Maret nanti.. "Dianggarkan dan Terealisasi" 🙏🙏🙏

Sedih

Tuhan..... Setiap kali aku memiliki pasangan aku selalu mencintainya sepenuh hati dan menyayanginya setulus hati. Dan aku selalu menaruh keb...